Dalammasa penantian ini pun bisa diisi dengan memperbaiki dan memantaskan diri agar mendapatkan jodoh yang terbaik. Karena pada dasarnya jodoh adalah cerminan diri. Mencari jodoh dalam Islam bisa dimulai dengan memperbaiki dan memantaskan diri. Karena wanita yang baik untuk laki - laki yang baik. Wanita yang keji untuk laki - laki yang keji. Memantaskan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT terbuka lebar bagi siapa saja yang menghendakinya. Proses memantaskan diri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tentu terdapat hal-hal yang harus diperjuangkan dan butuh waktu dalam mengambil keputusan. Inilah yang menjadi tema dalam Inspiring Talkshow yang juga menjadi salah satu rangkaian acara Wonderful Muharram Fest. Acara yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab UII bekerjasama dengan Big Bang Center for Medical Islamic Activities ini mengangkat topik “Memantaskan Diri tak Semudah Bermimpi” dengan menghadirkan pembicara Anandito Dwis dan Anisa Rahma. Keduanya merupakan public figure yang digemari oleh masyarakat luas khususnya para remaja. Kehadiran mereka menarik minat para mahasiswa, sehingga Masjid Ulil Albab tempat terselenggaranya Talkshow pada Hari Sabtu 21/9 sangat ramai dipenuhi jamaah. Kedua pasangan itu bertutur tentang proses hijrah yang mereka lalui. Dito, sapaaan akrab suami dari Anisa ini menyampaikan tentu ada masa kenakalan pada setiap orang saat remaja. Memilih teman bergaul sangatlah penting, sebab lingkungan dapat menjadi faktor pembentuk karakter seseorang. Di masa kuliahnya, Dito mencoba untuk bergaul dengan teman-teman yang dapat mendukung proses pemantasan dirinya. “Seseorang dapat dilihat agamanya dengan melihat agama teman-temanya,” ucap Dito. Berbeda dengan kisah hijrah yang dialami oleh Anisa. Panggilan untuk berhijrah ia alami ketika masih dalam dunia hiburan. Keputusan untuk berhijrah menggunakan hijab ia tempuh dengan berfikir matang. Ketika itu, terbersit dalam dirinya rasa takut kehilangan pekerjaan dan popularitasnya akan menurun setelah berhijrah. Namun, Anisa membulatkan tekat untuk tetap berhijrah. Anisa menuturkan bahwa hal terberat dalam menjalankan hijrah adalah istiqomah. Maka dari itu mengikuti kegiatan kajian merupakan salah satu langkah untuk menjaga keistiqomahannya, karena dengan begitu lingkungan akan mendukung proses berhijrah. Anisa juga menambahkan, ketika niat diluruskan hanya karena Allah maka rezeki akan dimudahkan oleh- Nya. Kisah keduanya menjadi inspirasi bagi jamaah yang didominasi oleh para mahasiswa. Hijrah yang dijalani keduanya menjadi jalan atas pertemuan mereka. Keduanya juga bercerita tentang kisah cinta mereka hingga menjadi pasangan suami istri. Memantaskan diri ke hal yang baik akan menarik hal-hal baik lainnya termasuk urusan jodoh, begitulah pesan yang tersirat dalam kisah yang mereka tuturkan. NR/ESP
Maksuddari memantaskan diri adalah berusaha berbenah diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena janji Allah, orang baik pasti akan dijodohkan dengan yang baik pula begitu juga sebaliknya, sebagaimana yang telah Allah tegaskan pada Surah an-Nur ayat 26:
Jakarta - Allah SWT memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk menyeimbangkan diri dalam perkara duniawi dan akhirat. Hal tersebut tentu saja karena keduanya sama-sama penting. Meski begitu, apabila sudah dirasa terlalu mencintai dunia, umat muslim dapat menerapkan sikap zuhud dalam kehidupan sehari-hari. Berikut arti dari zuhud beserta buku Awas, Ada Setan di Rumah Anda! yang ditulis oleh Ahmad Zacky El-Syafa, zuhud adalah keadaan meninggalkan kehidupan dunia yang dianggap berlebihan. Meninggalkan maksudnya tidak sepenuhnya menarik diri dari kehidupan dunia, melainkan meninggalkan ketergantungan dan rasa cinta yang berlebihan pada dunia. Dengan menyingkirkan halangan yang menutupi dalam beribadah kepada-Nya, seorang muslim yang zuhud dapat lebih fokus dan tenang dalam menjalani terdapat banyak orang yang masih salah paham dengan arti zuhud. Ada sebagian yang masih menyangka bahwa zuhud selalu identik dengan keterbelakangan, hidup miskin, seadanya, berpakaian kumal, dan lain sebagainya. Zuhud sendiri lebih tepat dikatakan sebagai sikap yang tidak terikat dengan cinta kekuasaan, cinta harta benda, dan hal-hal yang sifatnya duniawi. Zuhud menjadi salah satu hikmah pemahaman yang membuat para penganutnya mempunyai pandangan khusus terhadap kehidupan duniawi. Adapun menurut al-Taftazani, zuhud dalam Islam tidak bersyaratkan kemiskinan. Bahkan dalam beberapa kasus terdapat seseorang yang kaya dan pada saat yang sama merupakan seorang zahid, yakni sebutan untuk orang yang adalah Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Keduanya sebagai orang terdekat Rasulullah yang dikenal sebagai hartawan sekaligus zahid dengan harta yang mereka miliki. Utsman bin Affan membekali pasukan Nabi Muhammad pada masa paceklik dan membeli sumur seorang Yahudi yang melarang kaum muslimin untuk menimba air sumurnya halnya dengan Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf juga tidak segan-segan memberikan harta niaganya maupun keuntungannya ketika kaum muslimin membutuhkannya. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda, "Jika di antara kamu sekalian melihat orang laki-laki yang selalu zuhud dan berbicara benar, maka dekatilah ia. Sesungguhnya ia adalah orang yang mengajarkan kebijaksanaan."Macam-Macam ZuhudFaidh Kasyani menyebutkan dalam bukunya Etika Islam Menuju Evolusi Diri bahwa zuhud memiliki tiga derajat atau tingkatan. Derajat pertama yang paling rendah adalah keinginan orang zuhud berupa selamat dari neraka dan siksa akhirat. Inilah zuhudnya orang-orang yang kedua berupa sikap zuhud karena ingin mendapatkan pahala dari Allah dan kenikmatan surga. Ini zuhudnya orang-orang yang berharap. Derajat ketiga dan paling tinggi adalah tidak mempunyai keinginan, kecuali kepada Allah dan perjumpaan dengan-Nya. Inilah zuhudnya orang-orang dari sudut pandang hukum, sikap zuhud dikategorikan menjadi wajib, sunnah, dan mubah. Zuhud wajib adalah zuhud dari barang haram, zuhud sunnah adalah zuhud dari barang halal, dan zuhud mubah adalah zuhud dalam barang-barang yang Menjelaskan Sikap ZuhudMenurut para sufi, zuhud adalah berpaling dan mencintai sesuatu ke arah yang lebih baik. Hal itu disebabkan pada pandangan bahwa kehidupan akhirat lebih baik daripada dunia, tentu saja karena kehidupan akhirat lebih baik daripada dunia. Itu semua berkaitan dengan kehidupan di dunia yang temporer dan mudah dari buku Tadabbur Cinta Nyanyian Cinta Para Sufi tulisan H. Ahmad Zacky El-Syafa, terdapat kisah Abu Bakar Ash Shiddiq yang menyedekahkan seluruh hartanya untuk kepentingan jihad Islam. Ia ditanya, "Apa yang engkau tinggalkan, wahai Abu Bakar?" Ia menjawab, "Abqaitu Allah wa rasulahu," yang artinya "Aku tinggalkan Allah dan Rasul-Nya."Hal tersebut menandakan bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq menganggap bahwa keimanan pada Allah dan Rasul-Nya menjadi kunci terbaik sebagai warisan darinya. Bukan materi berupa harta dan kekuasaan. Sebab hal yang bersifat duniawi akan menghalangi seseorang dalam menyembah Allah SAW menyatakan dalam sabdanyaاِزْهَدْ فِـي الدُّنْيَا ، يُـحِبُّكَ اللّٰـهُ ، وَازْهَدْ فِيْمَـا فِي أَيْدِى النَّاس ، يُـحِبُّكَ النَّاسُArtinya Zuhudlah kamu terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa yang ada di tangan manusia, maka mereka akan mencintaimu." HR Ibnu Majah.Adapun terkait salah satu tanda seseorang yang zuhud adalah tidak bergembira dengan apa yang ada dan tidak bersedih karena hal yang hilang. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Hadid ayat 23لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙArtinya Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan Orang yang ZuhudDinukil dari buku berjudul Mempertajam Mata Batin dengan Amalan Puasa Ya Man Huwa susunan Dr. Halimatussa'diyah, S. Ag., berikut adalah beberapa ciri-ciri orang yang zuhud1. Mengetahui bahwa kehidupan dan kesenangan dunia hanyalah sementara2. Mengetahui bahwa kehidupan akhirat itu kekal dan lebih baik3. Memandang bahwa dunia adalah tempat untuk menyiapkan kehidupan akhirat4. Mengeluarkan dari hati kecintaan pada dunia5. Memasukkan kecintaan pada Allah6. Melepaskan diri dari ketergantungan pada makhluk7. Mempunyai anggapan bahwa kebahagiaan bukan diukur dari materi, tetapi dari spiritualitas8. Memandang bahwa harta dan jabatan adalah amanah untuk manfaat orang banyak9. Menggunakan harta untuk berinfak di jalan Allah SWT10. Meninggalkan hal-hal yang berlebihan meskipun halal11. Menunjukkan sikap hemat, hidup sederhana, dan menghindari bermewah-mewahan12. Menjaga anggota tubuh agar terhindar dari segala yang dapat menjauhkan diri dari Allah SWT misalnya menjaga diri dari bicara kotor, selalu menyebut nama Allah SWT, menjaga pandangan, dan lain sebagainyaItulah penjelasan dari arti sikap zuhud dan macamnya. Dengan mengetahui hal-hal terkait sikap zuhud sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW, umat muslim dapat lebih bijak dalam mengendalikan hawa nafsu duniawi. Seorang mahasiswa Universitas Islam Riau ( UIR) berinisial JP (25) ditemukan gantung diri dalam kamar mandi di kamar kosnya di Pekanbaru, Jumat, 5 Agustus 2022 sekitar pukul 21.30 WIB. Penemuan jasad pria gantung diri dalam kos-kosan ini membuat geger warga di Kelurahan Air Dingin. Kanit Reskrim Polsek Bukit Raya Pekanbaru, Iptu Kali ini kita akan mengambil bahasan memantaskan diri. Tetapi memantaskan diri bukan dalam lingkup kecil perihal jodoh semata tetapi dalam lingkup besar. Kenapa blogsadli membahas tentang lingkup besarnya? kan biasanya bahas soal jodoh tuh. Karena memang hidup ini bukan soal jodoh kita tidak pernah tahu siapa jodoh kita apakah kita berjodoh sebagai pengantin dunia ataukah maut lebih dulu menyapa. Rasulallah Saw. pernah bersabda, "Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang mau bertaubat." Tirmizi Memantaskan Diri Karena Allah Kita semua tahu, bahkan sama-sama tahu bahwasanya setiap insan manusia anak keturuna Adam adalah mahluk yang tidak luput dari salah, khilaf dan dosa. Dan setiap apa yang kita lakukan pasti akan ada konsekuensinya cepat atau lambat. Cuaca yang panasanya hanya membakar kulit saja kita sudah tak mampu menahannya, lantas apakah kita akan sanggup untuk menahan panasanya api kita hari ini bermuhasabah diri, sejauh mana taubat kita, sejauh mana tindakan kita selama ini, adakah kita pernah menyakita banyak orang, ataukah kita menyakiti diri kita sendiri. Sahabat Umar bin Khattab pernah berpesan, "koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah dengan amal shalih untuk pagelaran agung pada hari kiamat kelak". Jangan pernah menganggap diri kita lebih baik dari orang lain, tetapi tetaplah merasa terburuk. Karena hal itu akan menjadi motivasi kita menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Jika kita terlihat baik, maka itu hanya karena Allah berbaik hati menutup aib kita. Andaikan saja dosa dan kesalahan kita nampak, sungguh kita sendiri tidak akan tahan melihat dosa dan kesalahan dari itu sahabat fillah, teruslah beruat baik dan menjadi baik. Memantaskan Diri Demi Jodoh Memantaskan diri demi jodoh. Ungkapan ini menjadi viral ketika pemuda-pemudi Islam mulai menjadi BAPER cepat terbawa perasaan, singgung sedikit mengenai nikah muda langsung baper. Apa penyebabnya hingga mudah baper seperti demikian? Karena terkadang kita sering sekali caper cari perhatian. Oleh karenanya sahabat Jangan Caper Agar Tak Baper. Dalam persoalan memperbaiki diri demi jodoh, tidak sedikit diantara kita berupaya sekuat tenaga, berusaha mati-matian demi mendapatkan seseorang yang baik sebagai pasangan hidupnya. Sampai kadang kita terlalu memaksa, hingga lupa bahwa ada Allah Swt. sebagai Dzat Yang Maha Menentukan. Kita berusaha mengejar calon yang diinginkan, meminta ia menjadi jodoh kita, berharap agar lamarannya diterima dan menikah dengannya. Namun hanya sebagian kecil dari kita yang berupaya memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik. Kita terlalu sibuk mencari, namun lupa memperbaiki diri. Lupa bahwa jodoh itu adalah soal pilihan mendapatkan yang terbaik atau menjadikan diri kita sebagai pilihan terbaik. Kita lupa bahwa ia yang baik diciptakan untuk ia yang baik dan begitu pula sebaliknya. Sahabat, sangat penting bagi kita untuk lebih banyak bercermin dan melihat dalam diri kita "sudahkah pantas diri kita mendapatkan apa yang kita harapkan", atau malah kita jauh dari kata pantas. Jika ingin menjemput ia yang terbaik maka persipakan diri kita untuk menjemputnya dalam kondisi terbaik. Kita ingin selamat di dunia dan akhirat, lantas sudah sejauh mana usaha kita untuk mendapatkan keselamatan itu. Kita berharap mendapatkan ia yang terbaik, lalu sebesar apa usaha kita untuk menjemputnya. Jemput ia dalam setiap do'amu, karena obat rindu paling mujarab adalah untaian doa. Jangan terlalu terpaku soal bagaimana jodoh kita nanti, tetapi pikirkanlah bagaimana nasib kita nati ketika maut menjemput. Marilah kita sama-sama terus berupaya untuk memantaskan diri di hadapan Allah Swt. Lalu berlomba-lomba untuk mendapatkan ridha-Nya, meraih surga-Nya kelak. Semoga artikel ini menjadi renungan untuk kita semua dan terus berupaya menjadi yang terbaik sehingga pantas kita mendapatkan yang terbaik. Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat. Salam Literasi dan Salam Perubahan

Menyalahkandiri dalam islam diartikan sebagai muhasabah atau intropeksi diri. Tindakan ini sangat penting untuk dilakukan setiap manusia dengan tujuan untuk memperbaiki sikap kedepannya. Selain itu, orang-orang yang gemar ber muhasabah hati di malam hari juga bisa memperoleh banyak kebaikan.

Cara mendekatkan diri kepada Allah SWT memang perlu kita ketahui sebagai umat islam yang sadar akan statusnya sebagai hamba. Jika kita dekat dengan Allah, tentu dapat memberikan ketenangan pikiran dan hat. Semakin manusia dekat dengan Allah, maka hidupnya akan penuh berkah dan nikmat. Allah SWT telah memberikan kepada hambanya limpahan nikmat dan karunia yang sangat banyak bahkan tanpa henti. Melalui nikmat tersebut, menjadi cara Allah untuk dekat kepada hambanya. Hanya saja, seorang manusia tidak luput dari rasa cukup dan selalu merasa kurang. Sehingga menimbulkan rasa hidup yang lebih berat dan kurang nikmat. Nah, dari fenomena tersebut tentu kita perlu menanamkan kunci penuh berkah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab, dengan dekat kepada Allah SWT seorang hamba akan lebih bersyukur atas karunia hidup serta memiliki ketenangan lahir dan batin. Lalu bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah? Simak ulasannya pada penjelasan di bawah ini. Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT 1. Mendirikan Sholat2. Berdzikir4. Berdoa4. Membaca Al Quran5. Melakukan Amal Shaleh6. Selalu BersyukurYuk, Subscribe Sekarang Juga!7. Menjauhi LarangannyaRelated posts 1. Mendirikan Sholat Sumber google/bersosial Cara mendekatkan diri kepada Allah SWT yang bisa kita lakukan adalah dengan mendirikan sholat. Melalui sholat, umat muslim dapat lebih dekat dengan Allah SWT. Alasannya karena ibadah sholat merupakan perintah wajib yang harus dilaksanakan setiap muslim. Mendirikan sholat juga dapat memberikan ketentraman jiwa dan kesehatan fisik manusia, sehingga hidup lebih bahagia. Baik sholat wajib dan sholat sunnah dapat dikerjakan umat muslim sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menjalankan apa yang Allah perintahkan, maka Dia akan menyukainnya dan membuat kita menjadi semakin dekat dengan Allah. 2. Berdzikir Sumber google/bersosial Berdzikir menjadi cara mendekatkan diri kepada Allah SWT lainnya yang bisa kita lakukan. Kita bisa berdzikir selepas mengerjakan ibadah wajib dan sunnah seperti sholat. Secara pengertiannya dzikir adalah menyebut nama Allah dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taqdis, dan lainnya. Sehingga dengan membaca dzikir dapat menjadi cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. 4. Berdoa Sumber google/bersosial Berdoa merupakan cara seorang hamba meminta, berserah diri, dan memohon sesuatu kepada Allah. Umat muslim memang dianjurkan untuk menyerahkan segala persoalan hidup dan mengadu kepada Allah SWT. Dengan begitu, melalui doa menjadi cara komunikasi seorang hamba kepada Allah SWT. Kita akan merasa lebih dekat dengan Allah saat berdoa. Doa tersebut dapat kita panjatkan selepas sholat ataupun saat mendapatkan sebuah nikmat tak terduga. Mintalah kepada Allah saat kita membutuhkan pertolongan atau jalan keluar. Sebab, dengan berdoa kita akan merasa bahwa Allah ada dan begitu dekat untuk melewati segala macam persoalan hidup. Imam Al Muzani rahimahullah dalam Syarhus Sunnah pernah berkata “Allah itu dekat ketika ada yang berdoa. Allah itu jauh keperkasaan-Nya dari makhluk, tidak mungkin dikalahkan oleh makhluk.” 4. Membaca Al Quran Sumber google/bersosial Al-Quran merupakan kitab suci yang telah Allah SWT turunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat muslim diperintahkan untuk membaca dan mengamalkan Al Quran. Al Quran juga menjadi pedoman hidup manusia dan petunjuk dari Allah. Dengan membaca setiap ayat Al Quran dan mengamalkannya, maka Allah akan semakin dekat dengan hamba-Nya. Selain mendatangkan pahala, membaca Al Quran juga akan membuat hidup penuh berkah, lho! 5. Melakukan Amal Shaleh Sumber google/bersosial Amal shaleh merupakan implikasi dari keimanan seseorang. Amal shaleh memiliki tempat yang mulia dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, Islam memberikan balasan kebajikan untuk orang-orang yang istiqomah dalam beramal shaleh. “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS. An-Nahl 97 Ketika kita melakukan amal shaleh, berarti diri kita sedang dekat dengan Allah. Yakinilah, Allah akan selalu dekat bahkan lebih dekat dari urat nadi kita. Yuk, Subscribe Sekarang Juga! 6. Selalu Bersyukur Sumber google/bersosial Cara mendekatkan diri kepada Allah SWT selanjutnya adalah dengan selalu bersyukur. Bersyukur dapat diartikan sebagai menerima apa yang Allah berikan dalam hidup dengan ikhlas dan tanpa mengeluh. Nah, cara untuk selalu bersyukur dapat kita lakukan adalah dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat dan rezeki yang diterima semata-mata atas karunia dan kemurahan dari Allah SWT. Terdapat dua macam cara bersyukur yang bisa dilakukan, diantaranya bersyukur dengan lisan serta bersyukur dengan memanfaatkan nikmat yang telah diberikan dengan bersedekah atau memanfaatkan sebaik mungkin. 7. Menjauhi Larangannya Sumber google/bersosial Segala hal yang Allah larang dan membawa mudharat, sebaiknya kita hindari jika ingin lebih dekat kepada Allah. Misalnya menjauhi perbuatan maksiat, perbuatan dosa, melukai hati orang tua, perbuatan tercela, serta perbuatan yang lainnya. Dengan begitu, kita dapat melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi segala larangan-Nya sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah. Demikianlah cara mendekatkan diri kepada Allah yang dapat Anda ketahui. Semoga langkah atau cara tersebut dapat kita amalkan dengan istiqomah. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dan meridhai setiap langkah serta selalu dekat dengan kita. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Ingin membaca informasi menarik dari artikel lainnya? Anda bisa mengunjungi situs blog Evermos. Karena banyak informasi seputar keislaman lainnya yang bisa Anda simak dan insya Allah bermanfaat. Related posts Makaumat islam seharusnya tidak boleh terlalu mengharapkan doanya tersebut cepat diturunkan ke Bumi, karena hakikatnya doa itu sudah terkabul di Arsy, hanya saja kita harus memantaskan diri untuk menerima permintaan kita, maka dari itu pada unsur meyakini ini adalah berpikir positif tentang permohonan yang dipanjatkan akan segera terkabul WAHAI Muslimah, pernahkah kamu mendengar istilah memantaskan diri agar jodoh mendekat? memantaskan diri agar mendapat jodoh terbaik? Sebetulnya tidak ada yang salah untuk memantaskan diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Allah SWT berfirman, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.” QS An Nur 26 BACA JUGA Berbahagialah Orang yang Berniat Melunasi Utangnya Luruskan niat memantaskan dirimu agar proses nya tak sia-sia di hadapan Allah SWT. Coba kamu perhatikan ikhtiar yang kamu lakukan dalam proses memantaskan diri apakah sesuatu yang ingin kamu capai demi penilaian manusia. Jika demikian maka bersiaplah untuk kecewa. Jika kamu memantaskan diri dengan tujuan mendapat penilaian atau pujian dari manusia, berhati-hatilah kamu menjadi orang yang “tidak pantas” untuk seseorang dengan apa adanya dirimu. Hal itu dikarenakan kamu menjadi seseorang yang disibukkan untuk mencapai standar orang lain. Simpelnya, kamu memantaskan diri untuk orang lain, dengan menuntut lebih atas dirimu. Melakukan banyak perubahan hanya demi mendapatkan penilaian orang lain. Mengabaikan potensi yang sesungguhnya ada pada dirimu demi mendapatkan cinta dari manusia, menjadi sosok manusia yang bukan dirimu. Sungguh akan melelahkan ketika kamu beruaha menggapai penghargaan dari orang lain, sedangkan kamu belum menghargai dan mencintai dirimu sendiri. Ketahuilah wahai saudariku, ketika kamu mencintai dirimu sendiri, kamupun akan mudah dicintai orang lain. Fokus saja terhadap kualitas diri yang akan kamu persembahkan untuk Allah. Jodoh itu sesuai cerminan diri, takperlu repot berpura-pura semuanya tampak sempurna. Terlebih jika berharapa pujian dari orang lain, berharap realita sesuai dengan keinginanmu. Hingga niatmu memantaskan diri hanya sebatas untuk manusia. Percayalah kebaikan itu hadir dari hati, ketulusan akan menyebar pada sekelilingmu. Fokuslah pada apa yang layak kamu berikan pada Allah SWT. Meningkatkan kualitas ibadah, mengembangkan potensi diri, mendewasakan mental, memperkaya wawasan, dan memberikan kontribusi terbaik dalam berkarya, adalah banyak hal dari proses memantaskan diri yang wajib kamu bangun. BACA JUGABolehkah Muslimah pakai Make Up? Niatkan dan persembahkan segalanya karena Allah semata, sebagai penunaian tugas sebagai hambaNya yang berkewajiban menanamkan manfaat terhadap diri sendiri maupun terhadap sekitarmu. Pantaskan diri untuk Allah, bukan untuk jodoh. Cukuplah hadirkan keyakinan padaNya, bahwa jodoh yang kelak Allah hadirkan, akan sebanding dengan kualitas dirimu. Insyaa Allah. [] Tapimengingatkan "Adz-Dzikra" itu selalu bermanfaat bagi yang punya iman (lil-mikminin) maka saya angkat kembali. Maklum kebohongan yang paling berbahaya adalah ketika sudah terjadi kebohongan pada diri sendiri. Kita sepenuhnya sadar jika sekeliling hidup manusia itu, selain banyak menipu dan sangat keras (hard), juga terkadang kejam (harsh). Jum'at, 27 Zulqaidah 1444 H / 8 Maret 2019 2353 wib views Oleh Widya* Bulan Maret, bulan yang identik dengan wanita. Kenapa? Karena pada bulan ini diperingati Women International Day, yakni pada tanggal 8 Maret. Wanita, adalah makhluk Tuhan yang mulia. Mereka memiliki peran yang tidak akan tergantikan oleh pria hebat sekalipun. Islam sangat memuliakan wanita, ketika ia bersama orangtua dan menjadi anak yang sholeha, ia menjadi jalan pembuka surga bagi orangtuanya. Ketika menikah dan menjadi istri, ia pun berperan menentukan surga neraka suaminya. Ketika menjadi ibu, ada yang mengatakan surga di bawah telapak kakinya. Penghargaan terhadap peran ini diberikan oleh Rasulullah SAW yang menempatkan sikap bakti anak lebih utama terhadap ibu daripada ayah. “Seseorang pernah datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, 'siapa yang lebih diutamakan untuk menerima perbuatan baikku?', Nabi menjawab, 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Bapakmu'" HR Mutafaq alaih. Peran seorang ibu sangatlah agung. Ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya dengan kepayahan. Peran penting lainnya ialah ibu sebagai pencetak generasi masa depan, dari rahimnya kelak melahirkan generasi masa depan cemerlang dan gemilang untuk dapat memberikan peran terbaik bagi peradaban. Ibu pula yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu pula lah yang memiliki peran untuk mengelola rumah tangga suaminya. Rasulullah bersabda, “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya” ...Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Perempuan yang menyadari aktivitas ini, akan memantaskan diri untuk menjadi seorang ibu yang hebat. Karena di pundaknyalah tanggung jawab sebagai pilar peradaban. Sebagaimana kita ketahui pilar adalah sandaran. Ibu tempat bersandar suami dan anak-anaknya. Maka, para ibu haruslah kuat baik secara fisik maupun psikis. Bagaimana para ibu memantaskan diri menjadi pilar peradaban? Berikut beberapa cara yang bisa dicoba 1. Berusaha menjadi Muslimah yang berkepribadian tangguh. Maka, agar mendapatkan ketangguhan tersebut sekalipun telah menjadi ibu, ia tidak akan meninggalkan aktifitas tholabul ilmi’ dalam rangka terus meng-upgrade diri untuk menjadi pribadi yang benar di hadapan Allah. 2. Menjadi muslimah yang bertaqwa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Hujurat 13, yang artinya, "Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.” Para ibu akan menyadari betul bahwa penilaian Allah di atas segalanya. Ia akan berusaha maksimal melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Berupaya lebih kuat untuk mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah dalam kehidupannya. 3. Menguasai ilmu pengasuhan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Karena sesungguhnya manusia terbaik adalah Rasul Muhammad yang terbukti telah sukses dalam mendidik keluarganya. 4. Menjadi ibu yang senantiasa ber-amar ma’ruf nahi munkar. Seorang ibu yang memiliki visi bagaimana menjadi pilar peradaban tidak akan bersikap egois. Dia tidak hanya berpikir bahwa hanya diri dan keluarganya saja yang terdidik dengan benar menurut Allah, tapi ia juga akan berupaya untuk mendidik masyarakat. Ia sadar bahwa lingkungan di sekitarnya juga berpengaruh pada pendidikan anak-anaknya, maka ia pun peduli untuk menjadikan lingkungan di sekitarnya menjadi lingkungan yang baik. Ibu yang peduli terhadap masa depan generasi, maka ia pun akan berkiprah sesuai dengan keahliannya dalam membangun peradaban. Peran wanita, peran ibu sebagai pilar peradaban sejatinya merupakan kerja besar dan berat. Maka, hendaklah kita senantiasa melibatkan Allah dalam menjalani perannya. Allah Swt berfirman, “..Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar.” QS. Ali `Imran [3] 173. Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Tak cukupkah tinta hitam sejarah menggambarkan kecacatan selain Islam dalam memandang wanita dan memperlakukannya? Sudah saatnya kita kembali pada fitrah kita, fitrah iman dan islam yang hakiki. Memeluk islam secara kaffah, menerapkannya dalam sendi-sendi kehidupan kita. Wallahu alam. rf/ Penulis adalah founder Komunitas Muslimah Menjahit dan Storytellingclub. Ilustrasi Google Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk. gdgVIbf.
  • jl4r0b04nu.pages.dev/151
  • jl4r0b04nu.pages.dev/518
  • jl4r0b04nu.pages.dev/518
  • jl4r0b04nu.pages.dev/596
  • jl4r0b04nu.pages.dev/207
  • jl4r0b04nu.pages.dev/26
  • jl4r0b04nu.pages.dev/170
  • jl4r0b04nu.pages.dev/428
  • memantaskan diri dalam islam