SURAT GEMBALA Minggu, 28 JUNI 2020 SALING MENGAMPUNI “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan SALING MENGAMPUNI, SEBAGAIMANA ALLAH DIDALAM KRISTUS TELAH MENGAMPUNI KAMU.” Efesus 4 32 Mengampuni adalah suatu perintah Tuhan untuk dilakukan, bukan hanya himbauan untuk dipertimbangkan. Namun, mengampuni bukanlah sifat bawaan lahir manusia. Manusia dilahirkan dengan sifat BALAS DENDAM. Manusia cendrung membalas yang baik dengan yang baik serta membalas yang jahat dengan yang jahat, bahkan kalau bisa dengan cara yang lebih jahat. Namun Yesus memerintahkan hal yang sebaliknya. Matius 5 44 Tetapi Aku berkata kepadamu Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Artinya, pengampunan tidak hanya diberikan kepada orang-orang yang sekali-sekali berbuat jahat, tetapi orang yang melakukannya berulang-ulang. Dalam Matius 18 22 Yesus berkata, bukan tujuh kali, tetapi tujuhpuluh kali tujuh kali. Sulit untuk dipahami, apalagi dilakukan secara manusia. Akan tetapi setiap PERINTAH yang diberikan oleh Tuhan apabila dilakukan dengan penuh ketaatan, PASTI akan membawa kebaikan bagi kita. Berbicara tentang mengampuni, kita harus memahami apa sesungguhnya arti mengampuni. Mengampuni bukanlah tindakan Menyetujui, menganggap sepele dan biasa perbuatan yang salah. Pengampunan bukan juga tindakan MELUPAKAN atau menganggap TIDAK ADA pelanggaran. Raja Daud DIAMPUNI DOSANYA tetapi dia harus menanggung AKIBAT DOSANYA. Mengampuni bukan juga tindakan MEMBIARKAN ORANG LAIN MEMANFAATKAN KITA. Kita tidak hanya ASAL MEMAAFKAN. Tuhan tidak akan mengampuni orang yang SENGAJA melakukan kesalahan dan TIDAK MAU BERTOBAT dan mengakui kesalahan. Orang seperti itu akan menjadi MUSUH ALLAH Mazmur 139 22. Ingatlah, KASIH DIBERIKAN TANPA SYARAT, TETAPI PENGAMPUNAN MEMERLUKAN SYARAT. I Yohanes 1 9 “ JIKA KITA MENGAKU DOSA KITA, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni SEGALA DOSA kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Artinya, Tuhan MENGASIHI orang yang berdosa, apapun dosanya, tetapi Tuhan HANYA AKAN MENGAMPUNI orang yang MENGAKU DOSANYA. Mengampuni adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan, tetapi dengan pertolongan Tuhan PASTI DAPAT kita lakukan. Mengapa kita HARUS mengampuni 1. Karena Tuhan TELAH MENGAMPUNI kita Efesus 4 32 , 2. Sebagai bukti kita TELAH MENGALAMI PENGAMPUNAN dari Tuhan Lukas 7 47, 3. Syarat bagi Allah untuk mengampuni kita Matius 6 14-15. Lalu BAGAIMANA AGAR KITA DAPAT MENGAMPUNI 1. Kita HARUS SUDAH menerima kasih dan pengampunan dari Tuhan, 2. Memiliki KASIH terhadap orang yang berdosa Lukas 23 34, 3. Ingat bahwa Allah SELALU SIAP MENGAMPUNI orang berdosa yang bertobat I Yohanes 1 9. Selanjutnya, apakah manfaat mengampuni bagi keluarga ? Pengampunan yang dilakukan dengan tulus akan membawa manfaat bagi keluarga, yaitu 1. Supaya ibadah kita tidak terganggu Matius 6 23-24, 2. Agar seisi keluarga kita DIAMPUNI oleh Tuhan Matius 6 15, 3. Mengampuni akan memulihkan kehidupan Jasmani dan Rohani Ayub 42 10, 4. Mengampuni artinya TIDAK MEMBERI KESEMPATAN kepada Iblis Efesus 4 26-27. Pertanyaan Apakah kita SALING MENGAMPUNI atau SALING MENGHAKIMI dalam keluarga kita hari ini. Kita TIDAK MUNGKIN DAPAT MENGAMPUNI kalau kita TIDAK MENGASIHI. Apakah kita sungguh MENGASIHI keluarga kita, atau sekedar MENCINTAI mereka. Selamat hari minggu, selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati….. Oleh Pdt. Rustam Miling,
Tetapijustru di sini kita disuruh untuk mengampuni! Jujur saja, apakah mudah untuk mengampuni? Tidak! Tetapi kalau Tuhan menyuruh kita untuk memberikan korban pengampunan, itu artinya kita pasti bisa melakukannya. Sebab tidak mungkin Tuhan menyuruh sesuatu kepada kita yang tidak bisa kita lakukan. Pertanyaan Jawaban Untuk mendapatkan jawaban terbaik bagi pertanyaan ini, kita akan melihat dua bagian yang luar biasa dalam Alkitab. Yang pertama di kitab Mazmur “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita” Mzm 10312. Salah satu cara paling efektif Setan untuk mempermainkan orang Kristen adalah dengan berusaha meyakinkannya kalau dosa-dosanya tidak benar-benar diampuni, yang merupakan penghinaan bagi Firman Allah. Jika kita benar-benar menerima dan beriman percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat, tapi masih memiliki kekhawatiran mengenai ada tidaknya pengampunan yang sejati, bisa jadi kita sedang diserang oleh Iblis. Iblis tidak suka ketika orang-orang dibebaskan dari cengkeraman mereka. Iblis akan selalu mencoba untuk menanam benih keragu-raguan dalam pikirannya mengenai realitas keselamatannya. Sebagai salah satu tipu daya Iblis , ia akan terus-menerus mengingatkan kita atas dosa masa lalu, yang ia gunakan untuk “membuktikan” bahwa Allah tidak mungkin mengampuni atau memulihkan kita. Serangan Iblis ini merupakan tantangan nyata bagi kita untuk sepenuhnya bersandar pada janji Allah dan percaya pada kasih-Nya. Mazmur bagian ini menyatakan kepada kita bahwa Allah tidak hanya mengampuni dosa kita, tapi juga menghapuskannya, sepenuhnya dari hadirat-Nya. Ini adalah hal yang sangat dalam artinya! Tak diragukan lagi, ini merupakan konsep yang sulit untuk kita pahami, sehingga sangat mudah bagi kita untuk merasa khawatir mengenai pengampunan kita, bukannya menerimanya saja. Kuncinya hanyalah dengan menyerahkan semua kekhawatiran dan perasaan bersalah kita; bersandar pada janji pengampunan-Nya. Bagian lainnya adalah 1 Yohanes 19, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Sebuah janji yang luar biasa! Allah mengampuni anak-anak-Nya saat mereka berdosa, tetapi hanya jika mereka datang kepada-Nya dengan sikap bertobat dan meminta agar diampuni. Belas kasih Allah begitu besar sehingga dapat menyucikan pendosa dari dosa-dosa mereka dan menjadikannya sebagai anak Allah, dan dengan demikian, karena begitu besarnya, bahkan saat kita tersandung, kita masih mendapatkan pengampunan. Dalam Matius 1821-22, kita membaca bahwa, “Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?’ Yesus berkata kepadanya Bukan! Aku berkata kepadamu Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.’” Petrus mungkin berpikir bahwa dirinya sudah bermurah hari. Ketimbang melakukan pembalasan yang setimpal kepada orang yang berdosa kepadanya, Petrus malah memberikan kelonggaran kepada saudaranya, katakanlah, sebanyak tujuh kali. Namun pada kali kedelapan, mungkin Petrus merasa tidak perlu ada lagi pengampunan dan belas kasih. Namun, Yesus Kristus menantang pemikiran Petrus dengan menyatakan bahwa pengampunan itu tidak terbatas bagi mereka yang sungguh-sungguh mencarinya. Hal ini hanya dimungkinkan oleh karena belas kasih Allah yang tidak terbatas, yang dimungkinkan melalui curahan darah Kristus di kayu salib. Karena kuasa pengampunan Kristus, kita selalu dapat dikuduskan setelah berdosa, jika kita mencari pengampunan dengan kerendahan hati. Pada saat bersamaan, harus dicatat bahwa bukan hal yang alkitabiah bagi orang yang telah diselamatkan untuk terbiasa melakukan dosa dan menjadikannya sebagai gaya hidup 1 Yoh 38-9. Inilah sebabnya mengapa Paulus mengingatkan kita untuk “ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji” 2 Kor 135. Sebagai orang Kristen, kita bisa tersandung, namun tidak mungkin hidup dengan gaya hidup yang terus menerus melakukan dosa, tanpa ada pertobatan. Kita semua memiliki kelemahan dan dapat jatuh dalam dosa, bahkan pada saat kita tidak mau berdosa. Rasul Paulus juga melakukan “apa yang tidak ingin dia lakukan karena dosa yang ada dalam dagingnya” Rom 715. Seperti Paulus, respon orang-percaya seharusnya membenci dosa, bertobat darinya, dan meminta anugerah Allah untuk mengalahkannya Rom 724-25. Meskipun kita seharusnya tidak terjatuh karena anugerah Allah yang memampukan, terkadang kita terjatuh karena memilih bersandar pada kekuatan kita sendiri. Saat iman kita menjadi lemah dan menyangkal Allah dalam perkataan dan hidup kita, seperti yang dilakukan Petrus, tetap masih ada kesempatan untuk bertobat. Dosa-dosa kita tetap bisa diampuni. Tipu daya Setan yang lainnya adalah dengan membuat kita berpikir bahwa tidak ada pengharapan; bahwa tidak mungkin bagi kita untuk diampuni, disembuhkan, dan dipulihkan. Dia akan mencoba untuk membuat kita merasa terperangkap dengan rasa bersalah sehingga merasa tidak layak lagi untuk menerima pengampunan Allah. Namun, sejak kapan kita pernah layak atas anugerah Allah? Allah mengasihi kita, mengampuni kita dan memilih kita untuk hidup di dalam Kristus, bahkan sebelum dunia dijadikan Ef 14-6, bukan karena apa yang kita perbuat, namun “supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya” Ef 112. Tidak ada tempat dimana kita bisa pergi yang tidak bisa dicapai oleh kasih Allah. Tidak ada tempat yg terlalu dalam, tempat di mana kita bisa tenggelam, sampai Allah tidak sanggup lagi mengangkat kita. Anugerah-Nya lebih besar dari pada dosa-dosa kita. Entah kita baru mulai memikirkan untuk berdosa atau sudah tenggelam dalam dosa, anugerah masih tersedia. Anugerah adalah karunia dari Allah Ef 28. Saat kita berdosa, Roh Kudus akan menginsyafkan kita dengan dukacita menurut kehendak Allah yang akan menghasilkan pertobatan 2 Kor 710-11. Dia tidak akan menghukum jiwa kita; membuat kita merasa seolah-olah tidak ada harapan, karena tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Rom 81. Keyakinan Roh Kudus dalam hati kita adalah gerakan kasih dan karunia. Kasih karunia bukanlah alasan untuk berdosa Rom 61-2. Jangan sampai disalahgunakan. Dosa tetap harus dinyatakan sebagai dosa, dan tidak dapat diperlakukan seolah-olah itu bukan hal yang berbahaya atau tidak mengganggu. Orang-percaya tanpa pertobatan perlu dihadapi dengan kasih dan dibimbing kepada kebebasan. Orang-tidak-percaya perlu untuk diberitakan Injil supaya mereka bertobat. Mari kita tegaskan cara memperbaikinya, karena kita telah menerima kasih karunia demi kasih karunia Yoh 116. Inilah bagaimana kita hidup, bagaimana kita diselamatkan, bagaimana kita dikuduskan, dan bagaimana kita dipelihara dan dimuliakan. Ketika berdosa, mari kita menerima kasih karunia dengan cara bertobat dan mengaku dosa kita kepada Allah. Mengapa kita hidup dalam kecemaran saat Kristus menawarkan untuk membersihkan kita, dengan memenuhi dan membenarkan kita di mata Allah? English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Akankah Allah terus-menerus mengampuni Saudara jika terus-menerus melakukan dosa yang sama, lagi dan lagi? tcmsmxg.